SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG IWAN ALINURDIN SEMOGA BERMANFAAT.

Senin, 12 Desember 2011

MENULIS WACANA EKSPOSISI

Perhatikan pula wacana berikut!

Sementara itu, Sri Hindaryati Dahana mengungkapkan, anggaran pendidikan yang di siapkan pemrov NAD dalam anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar Rp. 705,7 miliar atau sekitar 44,9% dari total APBD NAD yang mencapai Rp. 1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang di siapkan Pemprov NAD untuk masalah ketenaga kerjaan yang hanya 0,1% atau sebesar Rp. 2,3 miliar.
                Penggalangan wacana di atas memaparkan masalah pendanaan pembangunan dalam APBD Pemprov Aceh. Masalah itu di jelaskan melalui pendapat-pendapat seorang ahli. Dengan cara itu, pembaca memperoleh kejelasan tentang kondisi pembangunan di Aceh, khususnya dalam bidang pendidikan dan ketenagakerjaan. Wacana yang mengupas masalahnya seperti itulah yang di namakan dengan wacana eksposisi.

1.       Pola Umum Khusus
                Pola ini sebenarnya meliputi pola umum khusus dan khusus umum. Keduanya merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan.
Pola pertama, gagasan utama ditempatkan pada awal wacana yang kemudian diikuti oleh gagasan-gagasan khusus pada kalmia-kalimat berikutnya. Pola pengembangan gagasanseperti itu, sudah kita kenal sebagai pola deduktif. Sementara itu, pola kedua menempatkan gagasan umum pada akhir wacana dan gagasan khusus yang mendahuluinya. Pola ini telah kita kenal sebagai pola induktif.

Contoh :


Memiliki server sendiri mempunyai banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat memanfaatkannysa secara maksimal. Walaupun demikian, biaya yang harus di keluarkanjauh lebih besar. Biaya untuk hardware-nya saja sudah di atas Rp. 10 juta, belum lagi biaya yang di keluarkan per bulannya. Selain itu,  kita juga memerlukan tenaga professional dalam menangani hardware dan software-nya.

                Kalimat pertama pada wacana di atas menyatakan sesuatu yang sifatnya umum, hal ini di tandai oleh ungkapan banyak keuntungan.

2.       Pola Proses
                Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a.       Penulis  harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
b.      Penulis  harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
c.       Penulis menjelaskan tiap urutan itu kedalam detail-detail yang tegas sehingga
                                pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Contoh :


Apabila belanja di internet, pembeli tidak dating ke pasar, took, atau mall. Akan tetapi, Cuma pergi ke depan computer. Tokonya Cuma serangkaian kata yang umumnya di ketikdengan akhiran com. Barang di pajang di layar monitor, tinggal di klik. Ikuti aturan cara bayar. Setelah itu, tunggu barang datang. Di Indonesia hal seperti itu baru terjadi ketika tahun 1998 di perkenalkan belanja lewat telepon. Shooping online menjadi gegap gempita sejak lahirnya lipposhop.com yang konon mampu meraup transaksi Rp. 400 juta per bulan.

3.       Pola Ilustrasi
                Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Dalam karangan eksposisis, ilustrasi-ilustrasi tersebut di pakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar