SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG IWAN ALINURDIN SEMOGA BERMANFAAT.

Senin, 12 Desember 2011

MEMAHAMI PARAGRAF YANG BAIK


Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan kalimat atau kalimat-kalimatnya berhubungan secara logis. Kepaduan (koherensi) ini dapat dibangun melalui pengulangan kata kunci atau sinonim kata ganti, dan kata atau frasa transisi.
a.      Pengulangan Kata Kunci
Kalimat-kalimat dalam paragraf dihubunngkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah disebutkan di kalimat pertama diulang lagi di kalimat berikutnya, misalnya :
·         Teknologi dengan teknologi,
·         Tidak melanggar dengan selalu menaati.

Contoh :
            (1) Perkembangan teknologi layar sentuh bukanlah hal yang baru muncul dalam hitungan hari. (2) Ada beberapa titik yang menandai perkembangan teknologi tersebut. (3) Ambil saja contoh telepon genggam, yang disebut-sebut telah mempercepat kehadiran inovasi teknologi layar sentuh. (4) bahkan kini, seiring dengan pengembangan dan inovasi yang dilakukan, layar sentuh .

Kata kunci paragraph diatas adalah teknologi yang diperkuat pula dengan kata perkembangan dan frasa layar sentuh.

  1. Kata Kunci atau Padananya
Kepaduan antarkalimat dalam paragraf dapat pula dijalin dengan menggunakan kata ganti, misalnya :
    • Pemain                                                dengan ia atau dia
    • Saya pemain                                        dengan mereka
    • Saya dan dia                                       dengan kami
    • Saya dan kamu                                                dengan kita
    • Kebelasan Indonesia bermain
Melawan kesebelasan Kuwait              dengan Hal ini menyebabkan…
Contoh :
            (1) Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling berkuasa dimuka bumi ini. (2) Dia diizinkan oleh Tuhan memamfaatkan semua isi ala mini untuk keperluan hidupnya. (3) Mereka tidak diizinkan untuk menyia-nyiakan atau menyakiti dan merusaknya. (4) Tuhan pasti murka kepadanya kalau itu terjadi.
Kata ganti paragraf di atas adalah dia, mereka, dan –nya.


c.       Kata atau Frasa Transisi
Kata atau frasa adalah kata atau frasa penghubung, konjungsi atau perangkai, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Kata atau frasa transisi menyatakan hubungan sebagai berikut :
    • Penegasan                                : jadi, dengan demikian
·                                                                                                         Pertentanga      : namun, tetapi, akan tetapi, berbeda dengan,    sebaliknya, meskipun, demikian , kecuali, daripada, padahal
·         Sebab, akibat, atau hasil       : sebab, karena, akibatnya, dampaknya, oleh sebab itu, oleh karena itu, hasilnya, sehingga
    • Waktu                                      : ketika, saat itu
    • Syarat                                      : jika, apabila, kalau
    • Urutan                                     : pertama, mula-mula, akhirnya, selanjutnya
·   Tambahan informasi         : selain itu, singkatnya, tambahan pula, di samping itu, dengan kata lain

Contoh :
            Kerusakan kini terjadi dimana-mana. Bukan saja kerusakan hutan, tetapi limbah-limbah rumah tangga dan pabrik sudah merajalela. Bau tidak sedap dan busuk sering kita hirup. Seolah-olah kita tidak merasakan bau itu karena sudah terbiasa. Padahal, bibit penyakit tersebar kemana-mana. Akibatnya fatal, yaitu menjadikan generasi kita rentan penyakit sehingga orang sakit semakin hari semakin banyak.

Konjungsi intrakalimat : tetapi, karena, dan sehingga
Kata transisi antarkalimat         : padahal, akibatnya

MEMAHAMI LAFAL, INTONASI, TEKANAN, DAN JEDA YANG BAKU DALAM BAHASA INDONESIA


Lafal adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa.  Diharapkan ketika berbicara, kita dapat mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tidak lagi dipengaruhi bahasa daerah. Contoh teknologi diucapkan tehnologi.
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan perbedaan makna kalimat itu. Kemungkinannya berbentuk kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah. Kalimat berita menurun pada akhir kalimat. Kalimat tanya menanjak pada akhir kalimlah at. Kalimat perintah/seru  menanjak  pada seluruh bagian kalimatnya.
Tekanan adalah kejelasan ucapan berkaitan dengan tekanan. Berbicara harus menggunakan tinggi rendahnya pengucapan sehingga pendengar dapat memahaminya dengan baik.  Tekanan akan membedakan bagina kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya sehingga maknanya akan berbeda. Contoh  Alam  mengirim  surat kemarin. (bukan menulis)
Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi ke dalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang. Contoh  Menurut cerita / adik Ibu Yani itu guru  yang pandai. (Yang pandai adalah adiknya Ibu Yani).              
Intonasi yang berbeda dijumpai dalam kalimat …………………
  1. Mengapa mereka saling berkelahi?
  2. Surat dari ibu sudah saya terima.
  3. Saya sudah menerima surat dari ibu.
  4. Tamu negera akan tiba hari ini di Jakarta.
  5. Penonton berdesakan memasuki tanah lapang.
Kalimat di bawah ini yang mengandung maksud bahwa Hasan orang yang berbudi luhur, adalah …..
  1. Menurut cerita ibu// Ratna Hasan// orang yang berbudi luhur.
  2. Menurut cerita //ibu Ratna Hasan// orang yang berbudi luhur.
  3. Menurut cerita ibu Ratna// Hasan// orang yang berbudi luhur.
  4. Menurut// cerita ibu// Ratna Hasan// orang yang berbudi luhur.
  5. Menurut cerita// ibu// Ratna Hasan// orang yang berbudi luhur.
  (1) Salah satu daya tarik manusia terletak pada senyumnya. (2) Lebih menarik lagi jika dibarengi dengan gigi yang indah, putih dan cemerlang. (3) Seperti pada iklan di televisi yang sering kita lihat gigi cling. (4) Karena itu, kesehatan gigi perlu perlu mendapat perhatian khusus.
Jeda sedang dijumpai dalam kalimat ………………
  1. Pertama dan kedua
  2. Kedua dan ketiga
  3. Ketiga dan keempat
  4. Pertama dan ketiga
  5. Kedua dan keempat
(1) Bukan hanya pemerintah yang perlu berfikir tentangmasalah pendidikan. (2) Masyarakat  pun diharapkan berperan serta. (3) Kerana, pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. (4) Peningkatan kecerdasan bangsamerupakan cita-cita bangsa. (5) Hal ini jelas terdapat dalam undang-undang  negera kita.
Kalimat yang menggunakan kata  berlafal tidak baku adalah kalimat nomor …….
  1. (1)                                                           (2)
  2. (3)                                                           (4)
  3. (5)
Kalimat di bawah ini yang menyatakan bahwa bantuan untuk para korban baru datang adalah …………..
  1. Ban / tuan baru / datang tadi pagi.
  2. Ban / tuan / baru  datang tadi pagi.
  3. Bantuan baru / datang tadi pagi.
  4. Bantuan / baru / datang tadi pagi.
  5. Bantuan / baru  datang  / tadi pagi.

MENGGUNAKAN MAKNA, BENTUK-BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN DALAM MENULIS


Makna kata berarti maksud atau arti suatu pembicaraan. Makna suatu kata dapat kita ketahui dari kamus . Namun demikian, makna kata bisa mengalami perubahan disebabkan oleh penggunaannya dalam kalimat serta situasi pengggunaannya.
                Contoh kata pintar bisa berbeda maknanya dalam kalimat berikut,
  1. Ami termasuk karyawan yang pintar di antara teman-temannya.
  2. Cobalah bertanya kepada orang pintar.
  3. Pintar sekali kamu ini, nilainya pada merah semua!
                Berdasarkan contoh di atas maka dikenal jenis-jenis makna yaitu makana leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses perubahan bentuk. Makna gramatikal adalah makna suatu kata aetelah kata itu mengalami proses gramatikal, baik itu melalui pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.
Contoh :
a.        Kerja (makna leksikal) sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian.
b.       Bekerja (makna gramatikal) melakukan suatu pekerjaan.
c.        Pekerjaan (makna gramatikal) orang yang bekerja dan menerima upah.
d.       Kerja bakti (makna gramatikal) bekerja bergotong royong tanpa pamrih untuk kepentingan bersama.
                Selain makna leksikal dan makna gramatikal ada juga makna denotasi dan makna konotasi. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asal atau makna sebenarnya. Sedangkan makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan-penambahan dari makna asalnya atau makna tidak sebenarnya.
Contoh :
a.        Karyawan, pegawai, dan uruh (makna denotasi) orang yang bekerja mendapat gaji ataupun upah.
b.       Karyawa dan pegawai (makna konotasi) pegawai kantoran.
c.        Buruh (makna konotasi) pekerja lapangan (pabrik, perkebunan).
d.       Aduh, maaf saya lupa tidak membersihkan dulu kursi basah itu. (makna konotasi
e.       Ayahku menduduki kursi basah di Depatemen Perbuhungan sebagai bendahara. (makan denotasi)
Berdasarkan bentuknya, suatu kata dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kata dasar dan kata turunan. Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan apapun, baik berupa pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Contoh orang, kerja, di, pasar. Kata turunan adalah kata yang telah mengalami perubahan bentuk, baik berupa pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Contoh perorangan, jalan-jalan, kerja paksa.
Ditinjau dari letak atau posisinya, imbuhan dalam bahasa Indonesia dibagi atas prefiks (awalan contoh  me(N), ber-, di-, ter-, pe(N), per-, se-, ke-, maha-), infiks (sisipan contoh –el, -em, -er), sufiks (akhiran contoh –kan, -an, -nys, -wan), konfiks (awalan dan akhiran contoh ke-an, pe(N)-an, per-an, ber-an, se-nya).
Makna me(N)- mengandung makna :
a.        Melakukan perbuatan.
b.       Melakukan perbuatan dengan alat.
c.        Menjadi atau dalam keadaan.
d.       Membuat kesan, seolah-olah.
e.       Menuju ke-.
f.         Mancari.
Makna imbuhan di-
a.        Bermakna suatu perbuatan pasif, sebagai kebalikan awalan me(N) yang bermakna aktif.
Awalan ber- mengandung makna :
a.        Mempunyai.
b.       Memakai.
c.        Mengelurakan.
d.       Menyatakan sikap mental.
e.       Dalam jumlah.
Awalan ter- mengandung makna :
a.        Sudah di- / dapat di –
b.       Ketidaksengajaan.
c.        Tiba-tiba.
d.       Dapat/ kemungkinan.
e.       Paling/superlatif.
Awalan pe- mengandung makna :
a.        Menyatakan yang melakukan perbuatan.
b.       Menyatakan pekerjaan.
c.        Menyatakan alat.
d.       Menyatakan memilki sifat.
e.       Menyatakan penyebab.
1.       Kata ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses perulangan, baik itu sebagian atau seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau tidak. Ada tiga jenis kata ulang yaitu, pertama perulangan seluruh utuh atau dwilingga. Contoh buah menjadi buah-buah, lari menjadi lari-lari. Kedua perulangan sebagian atau dwipurwa adalah bentuk perulangan yang terjadi hanya pada sebagian bentuk kata dasar. Contoh berjalan menajadi berjalan-jalan, bermain menajdi bermain-main.Ketiga perulangan berubah bunyi atau saling suara adalah bentuk perulangan yang disertai dengan perubahan bunyi contoh bolak-balik, sayur-mayur.
2.       Kata ulang memiliki beberapa makna diantaranya ada yang (1) bermakna banyak tak tentu contoh buku-buku, (2) banyak dan bermacam-macam contoh buah-buahan, (3) Menyerupai dan bermacam-macam contoh mobil-mobilan, kuda-kudaan, (4) Agak atau melemahkan sesuatu yangdisebut pada kata dasar contoh kebarat-baratan, kehijau-hijauan, (5) Intesitas kuantitatif contoh bercakap-cakap, berlari-lari, (6) Intensitas kualitatif contoh keras-keras, kuat-kuat (7) Makna kolektif contoh dua-dua, empat-empat, (8) Kesalingan contoh berpandang-pandanga, bersalam-salaman.
3.       Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru. Ciri kata majemuk (1) Dibentuk oleh dua kata atau lebih, (2) Gabungan kata itu membentuk makna baru yang berbeda dengan makna dari setiap unsurnya., (3) Kata majemuk umumnya dibentuk oleh kata dasar, (4) Unsur kata majemuk tidak dapat dipisah dengan kata lain “yang atau dan”, (5) Kata majemuk tidak bisa diubah-ubah susunannya. Contoh kata majemuk, abu gosok, akal kancil, gatal tangan, lapis baja.
Berdasarkan struktur atau susunannya, akata majemuk dikelompokan menjadi tiga, satu pola DM contoh air terjun, anak emas, mata angin. Dua pola MD contoh besar kepala, panjang tangan, sangat tinggi. Tiga pola sejajar contohnya luluh lantak, tua Bangka.
1.       Ungkapan atau idiom adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan sesuatu maksud tertentu dalam arti kiasan, contoh buah baju, buah ratap, buah dada, buah tangan, dll.
Katagori kata atau kelas kata dala bahasa Indonesia ada kata kerja, kata benda, kata ganti, kata sifat, kata keterangan, kata sandang, kata depan, kata sambung, dan kata seru.
1.       Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, tindakan, proses, atau keadaan. Ciri kata kerja (1)menempati fungsi predikat dalam kalimat, (2) mengandung makna perbuatan, (3) Tidak dapat didahului kata paling, (4) Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah, (5) Dapat didahului oleh kata ingkat tidak, (6) dapat dipakai dalam kalimat perintah.
2.       Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep. Ciri akata benda (1) Umumnya menduduki fungsi s, o atau pelengkap, (2) dapat didahului oleh kata inkar bukan, (3) Dapat diikuti kata sifat tanpa yang atau ada kata yang.
3.       Kata ganti (pronomina) adalah kata yang mengantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi kata ganti orang, kata penunjuk, kata penanya.
4.       Kata ganti orang terdiri dari orang kesatu, kedua dan ketiga.
Persona
Makna
Tunggal
Jamak
Pertama
Saya, aku, daku, ku-, -ku
Kami, kita
Kedua
Engkau, kamu, anda, dikau, -mu
Kalian, kamu (sekalian), anda (sekalian)
Ketiga
Ia, dia, beliau, -nya
Mereka, -nya
  Kata penunjuk meliputi :
ü  Penunjuk umum, contoh ini, itu, anu.
ü  Penunjuk tempat, contoh sini, situ, sana.
ü  Penunjuk ihwal, contoh begini, begitu.
5. Kata penanya adalah kata ganti yang dipakai untuk menandai suatu pertanyaan, contoh siapa, mengapa, mana, dimana.
6. Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyak maujud. Kata bilangan berdasarkan bentuknya terdiri dua kata bilangan, (1) kata bilangan pokok contoh nol, tiga, saptamarga, dll. (2) Kata bilangan tingkat contoh kedua, kelima, dll. Berdasarkan banyaknya benda dibedakan menjadi kata bilangan tentu contoh satu, dua, kedelapan, kata bilangan tak tentu contoh, beberapa, banyak, sedikit, dll.
7. Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan. Ciri kata sifat (1) dapat diberi keterangan paling atau sangat, (2) dapat didahului kata ingkar tida, (3) dapat diulang dengan disertai imbuhan se-nya, (4) berfungsi sebagai keterangan kata benda.
8. Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang member keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Kata keterangan terbagi ke dalam dua bentuk, yakni ; (1) bentuk dasar contoh sangat, hanya, lebih, segera. (2) bentuk turunan contoh, diam-diam, setinggi-tingginya, habis-habisan, agaknya, sebaiknya.
9. Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai nunsur pembentuk frasa presposional. Contoh kata depan bagi, untuk, buat, di, ke, pada.
Kata penggabung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua kata atau klausa. Contoh kata penggabung dan, atau, tetapi, sesudah, ketika, dll.
1.       Kata seru (interjeksi) adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusi, contoh kata seru asyik, ayo, nah, hai, ah, halo, eh, dll.
2.       Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah makna jumlah benda (nomina). Contoh sang, sri, hang, dang, para, si.
Menurut pola penyajian suatu tek dibedakan menjadi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Narasai adalah teks yang bertujuan menceritakan  suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri. Deskripsi menggambarkan suatu kedaan atau peristiwa. Eksposisi memaparkan sejumlah pengetahuan. Argumentasi menyakinkan pembaca dengan memberikan alasan-alasan. Persuasi bertujuan mempengaruhi, menghimbau, membujuk atau merayu pembaca sehingga terpengaruh.