SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG IWAN ALINURDIN SEMOGA BERMANFAAT.

Minggu, 11 Desember 2011

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

LEMBAR KERJA SISWA
Standar Kompetensi           : Berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan  Kualifikasi  Unggul .
Kompetensi Dasar              : Mengapresiasikan secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah  sederhana.
Indikator Pencapaian         :
·           Bekerja sama dalam kelompok dalam memahami makna atau pesan yang terkandung di dalam ungkapan idiomatik (seperti pepatah, peribahasa, bidal), cerpen, novel, dan puisi dijelaskan oleh peserta secara lisan dengan mengkaitkannya pada kehidupan keseharian. (Toleransi)
·           Berani mengukapkan / Meresensi isi teks sastra, diungkapkan dan diceritakan kembali dengan runtut oleh peserta. (Berani tampil)

I. Tujuan:
   Setelah menempuh pembelajaran diharapkan siswa mampu menentukan  :
·           Makna atau pesan yang terkandung di dalam ungkapan idiomatik (seperti pepatah, peribahasa, bidal), cerpen, novel, dan puisi dijelaskan oleh peserta secara lisan dengan mengkaitkannya pada kehidupan keseharian.
·           Isi teks sastra diresensi dan diceritakan kembali dengan runtut oleh peserta.

A. Diksi, Makna Idiomatik, Ungkapan, Majas, dan Peribahasa
Diksi ialah pilihan kata. Artinya, seseorang memilih dan menggunakan kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan unsur yang penting bagi pengarang dalam membuat karangan dan pernyair dalam membuat puisi. Dengan kata yang tepat, pengarang atau penyair dapat mengungkapkan secara tepat apa yang ingin disampaikan kepada pembacanya.
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kata makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut , dikunyah, dan ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga makna umum.
Makna konotatif ialah bukan makna sebenarnya. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Contoh kata putih bisa bermakna suci atau tulus tapi juga dapat bermakna menyerah atau polos. Penggunaan kata bermakna konotatif juga berkaitan dengan nilai rasa, baik nilai rasa rendah maupun tinggi.
2. Ungkapan dan Peribahasa
Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang tidak dapat diramalkan berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Contoh ungkapan, yaitu perang dingin, kabar angin, kambing hitam, naik daun. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang mengisahkan maksud tertentu berupa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Contoh peribahasa, yaitu habis manis sepah dibuang, bergantung pada akar lapuk, seperti anak ayam kehilangan induk, bagai telur di ujung tanduk.
TUGAS 1 (perorang) : Skor Nilai 20 Bintang.
Isilah tabel berikut kalamat sesuai dengan perintah!
No.
Kalimat
Keterangan
1.

1
2.

1
3.

2
4.

2
5.

3
6.

3
7.

3
8.

4
9.

4
10.

4
Dalam keterangan tulis (1) makna denotasi (2) makna konotasi (3) ungkapan (4) peribahasa sesuai dengan kalimat yang Anda buat!
3. Penggunaan Majas di dalam Karya Sastra
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. Majas terdiri atas: 1). Majas Perbandingan; 2). Majas pertentangan; 3). Majas sindiran; 4). Majas penegasan

a. Majas perbandingan
Majas perbandingan terdiri atas tujuh bentuk berikut:
1) Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a)     Semangatnya keras bagaikan baja.
b)     Mukanya pucat bagai mayat.
2) Metafora
Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
Contoh :
a)     Dia dianggap anak emas majikannya.
b)     Perpustakaan adalah gudang ilmu.
3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
a)     Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b)     Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
4) Alegori
Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Cerita Kancil dengan Buaya dan Kancil dengan Burung Gagak.
5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
a)     Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
b)     Melati, lambang kesucian
c)     Teratai, lambang pengabdian
6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh:
a)     Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b)     Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)

7) Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a)   Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b)   Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b),Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a)   Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b)   Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

b. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
a)     Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b)     Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a)     Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b)     Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3) sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a)     Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b)     Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

c. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a)     Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b)     Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a)     Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b)     Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

d. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?
TUGAS 2 (Kelompok) : Skor Nilai 30 Bintang.
Jumlah siswa dibagi empat kelompok, kelompok satu Majas Perbadingan  , kelompok dua Majas Sindiran  , kelompok satu Majas Penegasan  , kelompok satu Majas Pertentangan.  Masing-masing kelompok mengumpulkan puisi sesuai dengan majas masing-masing yang mengandung unsur majas tersebut.
Contoh : Majas Perumpamaan
Blues untuk Bonnie
......
mengepulkan asap rokok kelabu,
seperti tungku-tungku yang menjengkelkan.
........
Bagai batu lumutan
Wajahnya kotor, basah dan tua.
Maka waktu bagaikan air bah
Melanda sukmanya yang lelah.
(Oleh: W.S. Rendra)

B. Menangkap Pesan yang Tersirat dalam Karya Sastra
Salah satu unsur intrinsik sebuah prosa adalah amanat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat cerita. Pesan ada yang diungkapkan secara tersurat dan juga tersirat. Pesan tersirat biasanya ditafsirkan sendiri oleh pembacanya, atau dapat diketahui setelah membaca seluruh cerita.
C. Memberi Tanggapan terhadap Prosa
Seseorang dapat memberi tanggapan terhadap sebuah karya sastra baik prosa maupun puisi dalam bentuk resensi. Resensi adalah tulisan berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra. Tujuan penulisan resensi adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan fiksi atau nonfiksi tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun resensi novel atau cerpen adalah sebagai berikut.
1. Tema
a.     Apakah tema cerita itu?
b.     Apakah tema itu dapat diterima sebagai kebenaran umum?
2. Alur
a.     Pola apa yang dipakai pengarang untuk membangun ceritanya?
c.     Insiden atau konflik apa yang dipilih untuk mengembangkan tema cerita itu?
d.     Apakah terdapat hubungan yang wajar dan baik antara peristiwa di dalam cerita dengan tema cerita?
e.     Mengapa suatu peristiwa lebih menonjol daripada peristiwa lainnya?
f.      Apakah peristiwa demi peristiwa saling bersambungan dan berkaitan?
g.     Apakah pengembangan peristiwa disusun secara rapih?
h.     Bagaimana hubungan peristiwa dengan perjalanan hidup tokoh utamanya?
3. Latar
a.     Kapan dan di manakah peristiwa atau cerita itu terjadi?
b.     Apakah latar berperan dalam pengembangan cerita? Menguatkan atau bahkan melemahkan?
4. Tokoh
a.     Bagaimana karakter tokoh cerita ditampilkan oleh pengarang? Apakah secara langsung atau melalui dialog tokoh lainnya?
c.     Apakah karakter tokoh dalam cerita memang wajar atau terkesan dibuat-buat?
d.     Bagaimana hubungan antar-tokohnya?
e.     Apakah peranan tokoh dapat menghidupkan alur cerita?
f.      Bagaimana peranan tokoh dalam menghidupkan tema?
5. Sudut Pandang
a.     Dari sudut siapakah pengarang memaparkan ceritanya?
b.     Apakah sudut pandang yang dipilih pengarang konsisten dalam seluruh ceritanya?
6. Amanat
a.     Bagaimana pengarang memberikan pesan atau amanat dalam ceritanya?
b.     Apakah amanat yang disampaikan pengarang dalam ceritanya?
c.     Bagaimana pengarang menyampaikan amanat ceritanya terkesan menggurui atau tidak?
7. Bahasa
a.     Gaya bahasa apakah yang dipakai pengarang dalam bercerita?
b.     Apakah bahasa yang dipergunakan berkesan dan sugestif?
d.     Apakah gaya bahasa yang digunakan wajar, tepat, dan hidup?
Dalam meresensi prosa, penulis resensi dapat pula mengupas sedikit mengenai unsur ekstrinsik prosa yang diresensi. Unsur-unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut:
(1)   latar belakang pengarang
(2)   tujuan membuat karya
(3)   kondisi sosial budaya dan lingkungan yang memengaruhi karya itu tercipta
(4)   kultur budaya pengarang
(5)   pengalaman pengarang
Di samping mengamati unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya, kita juga harus melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut. Keunggulan bukan hanya dari sisi cerita saja tapi juga dari segi fisik buku, misalnya gambar sampul, ilustrasi, pembagian subjudul, atau kualitas kertas. Demikian juga pada aspek kelemahan atau kekurangannya.
Contoh resensi :
KISAH KEHIDUPAN MANUSIA
Judul                      : Belenggu
Pengarang           : Armijn Pane
Penerbit                : Dian Rakyat
Tahun                    : 1983, Cetakan XVII 1995

Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar di Indonesia.
Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini memengaruhi isi cerita ini sehingga dianggap sebagai sesuatu yang baru. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominan menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita.
Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Rohayah digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, penyayang, penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang kelam.
Gaya bahasa yang dipergunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Pengarang novel ini banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembacanya tidak mengerti dan harus menerka sendiri maksudnya. Di dalam karyanya, pengarang pandai menyelipkan ungkapan-ungkapan yang disusun secara menarik sehingga menimbulkan suasana romantik.
Para tokoh yang dilukiskan dalam novel ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukisnya, pengarang melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran Armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun demikian, buku ini membawa kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaiannya yang unik. Tidak rugi kita mencoba membacanya.
Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, pengarang mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini permainan perasaan pengarang yang memberikan suasana romantis. Pengarang menyelipkan pertanyaan yang tersirat dari awal hingga akhir cerita. Namun dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat kesulitan bagi pembacanya untuk menangkap maksud pengarang karena banyaknya menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam.
 oleh Agus P.

TUGAS 3 (perorang) : Skor Nilai 50 Bintang.
Pergilah keperpustakaan dan cari salah satu karya sastra dan silahkan resensi!

Nama         : ...............................................                                               Kelas  : .........................................

No.
Tanggal Penyerahan
Nilai
Jumlah Nilai x 2
Paraf Guru
Tugas 1





Iwan Alinurdin, S.Pd.
NIP. 197312182005011005
Tugas 2


Tugas 3


Paraf Orang Tua,

Tugas yang dicatat di kertas wajib dilampirkan.




    Standar Kompetensi       : Berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan  Kualifikasi Unggul .
Kompetensi Dasar        : Menulis porposal untuk kegiatan ilmiah sederhana..
Indikator          Pencapaian                          :
·          Proposal  sederhana ditulis dalam format yang lazim dengan bahasa yang baik.
·          Kebenaran rencana atau pelaksanaan kegiatan dinyatakan secara tertulis kepada pemberi perintah.
·          Kebenaran laporan dikonfirmasikan kepada pimpinan langsung secara tertulis.
I. Tujuan:
    Setelah menempuh pembelajaran diharapkan siswa mampu membuat  :
·         Proposal sederhana ditulis dalam format yang lazim dengan bahasa yang baik.
·         Kebenaran rencana atau pelaksanaan kegiatan dinyatakan secara tertulis kepada pemberi perintah.
·         Kebenaran laporan dikonfirmasikan kepada pimpinan langsung secara tertulis.

A. Pengertian Proposal

Proposal adalah suatu usulan kegiatan atau rencana yang diterangkan dalam bentuk rancangan kerja secara terperinci dan sistematis yang akan dilaksanakan atau dikerjakan. Proposal dibuat untuk mendapatkan dukungan atau persetujuan pihak lain. Tapi adakalanya proposal juga dibuat untuk memohon bantuan dana.
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) proposal formal dan (2) proposal semiformal atau proposal sederhana.

B. Sistematika Proposal

1. Proposal Formal
Proposal Formal disusun secara lengkap meliputi tiga bagian utama, yaitu seperti berikut
a. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian ini terdiri atas:
(1)     sampul dan halaman judul
(2)     prakata
(3)     ikhtisar (abstrak)
(4)     daftar isi
(5)     penegasan permohonan
b. Isi Proposal
Bagian ini terdiri atas:
(1)     latar belakang masalah
(2)     ruang lingkup masalah
(3)     pembatasan masalah
(4)     asumsi dasar/kerangka teori
(5)     metodologi
(6)     fasilitas
(7)     personalia (kepanitiaan)
(8)     keuntungan dan kerugian
(9)     waktu dan biaya
c. Bagian Penutup
Bagian ini terdiri atas:
(1)     daftar pustaka
(2)     lampiran-lampiran
(3)     daftar gambar/tabel

2. Proposal Semiformal
Proposal semiformal terbagi menjadi dua jenis, yaitu: proposal kegitan umum dan proposal kegiatan ilmiah sederhana.

a. Proposal Kegiatan Umum
Proposal kegiatan umum ialah proposal yang berisi usulan atau rencana kegiatan yang bersifat umum, misalnya, kegiatan bazar, bakti sosial, pesantren kilat, atau LDKS.
Sistematika proposal kegiatan umum berbentuk sederhana, yaitu meliputi :
(1)     nama kegiatan (judul)
(2)     latar belakang atau dasar pemikiran
(3)     maksud dan tujuan
(4)     sasaran/ruang lingkup
(5)     waktu dan tempat kegiatan
(6)     penyelenggara/panitia kegiatan
(7)     program/jadwal kegiatan
(8)     anggaran biaya
(9)     penutup
                            
b. Proposal Kegiatan Ilmiah Sederhana
Proposal kegiatan ilmiah sederhana atau proposal penelitian ilmiah  langkah-langkah untuk melakukan kegiatan ilmiah secara sederhana. Misalnya, proposal pengamatan, proposal mengadakan diskusi ilmiah, proposal penelitian sederhana, dan proposal studi kepustakaan. Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana juga berbentuk sederhana meliputi unsur-unsur berikut.
1)         Nama kegiatan ilmiah (judul) Judul merupakan cerminan dari keseluruhan rencana penelitiannya, karenanya merupakan unsur yang paling penting dan merupakan “wajah” pengenal rencana penelitiannya tersebut.
2)         Latar belakang/Dasar penelitian. Latar belakang penelitian memuat alasan-alasan mengapa topik seperti yang tercantum di dalam judul penelitian itu diteliti.
3)         Ruang lingkup masalah Hasil paparan permasalahan dalam latar belakang untuk lebih jelas diuraikan dalam bentuk ruang lingkup/identifikasi masalah.
Identifikasi ini memperlihatkan berbagai kemungkinan masalah yang muncul dan yang dapat diteliti. Berikut ini adalah contoh identifikasi masalah penelitian ilmiah yang berkaitan dengan pengamatan terhadap profesi pemulung di DKI. Ruang lingkup masalahnya, misalnya sebagai berikut:
(1)     Permasalahan sosial apa sajakah yang ada di DKI Jakarta?
(2)     Permasalahan sosial apa sajakah yang menyangkut dengan ketenagakerjaan di DKI Jakarta?
(3)     Bagaimanakah tingkat kepedulian masyarakat DKI Jakarta terhadap permasalahan sosial yang ada di wilayahnya?
(4)     Solusi apa sajakah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di DKI Jakarta?
(5)     Latar belakang apakah yang membuat para pemulung memilih profesi sebagai pemulung?
(6)     Apakah keluarga pemulung ikut serta pula menjadi pemulung?
(7)     Bagaimanakah riwayat ekonomi dan pekerjaan para pemulung sebelumnya?
(8)     Berapakah penghasilan rata-rata pemulung setiap hari?
(9)     Bagaimanakah tingkat kepuasan para pemulung terhadap penghasilan yang diperoleh serta profesi yang dijalaninya?
(10)  Bagaimanakah pandangan para pemulung terhadap pendidikan keluarganya?
(11)  Bagaimanakah gambaran para pemulung terhadap masa depan hidupnya?
(12)  Bagaimanakah lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sosial para pemulung?
(13)  Bagaimanakah gambaran iklim kesejawatan di antara para pemulung?

4) Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi ditetapkan batasan permasalahan. Pembatasan masalah penelitian berupa penetapan lingkup permasalahan dari berbagai masalah yang teridentifikasi sesuai dengan tujuan penelitian.

5) Teknik/metode yang digunakan
Dalam hal ini dijelaskan populasi dan sampel penelitian (jika penelitian sampling) dan teknik pengambilan sampelnya. Jika bukan penelitian sampling atau sensus (populasi), dijelaskan siapa informan yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya metode (teknik) pengumpulan data juga dijelaskan, dan demikian pula metode analisis data yang akan dipergunakan.

6) Tujuan dan manfaat kegiatan
Di sini, dijelaskan apa saja tujuan kegiatan atau penelitian. Lalu dijelaskan pula jika telah diteliti hasilnya akan bermanfaat untuk apa dan untuk siapa.

7) Program kegiatan
Pada bagian ini, penyusun proposal akan menyajikan jadwal atau pembagian waktu pelaksanaan kerja. Jadwal atau program pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan gambaran kepada penerima proposal tentang kegiatan sejak dari awal hingga akhir.

9) Lokasi dan waktu kegiatan
Dalam proposal juga dijelaskan kapan dan di mana program kegiatan secara keseluruhan dilakukan atau dilaksanakan.

10) Biaya kegiatan
Pada bagian ini dipaparkan perincian anggaran dari pemasukan hingga biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan. Dalam penyusunan anggaran diusahakan harus efisien dan logis.

11) Penutup
Bagian ini berisi penegasan permohonan persetujuan pihak yang berwenang menyetujui, seperti kepala sekolah, harapan-harapan, dan ucapan terima kasih. Proposal diakhiri dengan penulisan tanggal pengajuan proposal dan tanda tangan penanggung jawab proposal.


C. Bahasa Proposal
Proposal merupakan jenis tulisan yang formal dan ilmiah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis proposal adalah sebagai berikut.
a.        Hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan tepat dengan gaya bahasa yang formal dan lugas
b.        Kejelasan dan ketepatan isi diwujudkan dengan menggunakan kata atau istilah yang jelas dan tepat
c.        Paragraf yang kohesif dan koheren
d.        Kalimat efektif dan tidak berbelit-belit serta ambigu
e.        Mengungkapkan alasan dan tujuan yang logis


TUGAS :

Silahkan Anda pergi ke perpustakaan dan pinjam salah satu proposal lalu silahkan Anda cermati proposal tersebut apakah masuk ke proposal formal atau semiformal. Kalau masuk ke semiformal apakah proposal kegiatan umum atau proposal kegiatan ilmiah sederhana? Jangan lupa silahkan Anda analisis bahasa yang digunakan dalam proposal yang Anda pinjam.
















Standar Kompetensi                :  Berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan  Kualifikasi Unggul .
Kompetensi Dasar                   :  Menulis surat dengan memeperhatikan jenis surat.
Indikator  Pencapaian              :
·          Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat undangan, ditulis oleh peserta sesusi dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Pesan ditulis oleh peserta.
·          Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunkasi.

I. Tujuan:
    Setelah menempuh pembelajaran diharapkan siswa mampu membuat  :
·          Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat undangan, ditulis oleh peserta sesusi dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Pesan ditulis oleh peserta.
·          Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
·          Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta sesuai dengan aturan dan tujuan komunkasi.

A. Pengertian Surat
Dalam berkomunikasi, manusia saling memberikan informasi. Pemberian informasi oleh manusia dilakukan dengan dua cara, yaitu secara lisan maupun tulisan. Informasi secara lisan terjadi jika si pemberi informasi saling berhadapan baik langsung maupun tidak langsung. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara berbicara melalui telepon, radio, televisi, dan sebagainya. Namun jika tidak dapat berhadapan komunikasi dapat dilakukan melalui surat.
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).

B. Format Surat
Sebagai sarana tertulis, surat memiliki format penulisan, terutama surat resmi atau dinas. Dengan adanya format surat, penulisan surat menjadi teratur, bagian-bagian surat tidak ditulis sembarang melainkan ditempatkan sesuai ketentuan.
Bentuk penulisan surat atau format surat yang lazim dipergunakan ada 5 bentuk, yaitu :
(1)  bentuk lurus penuh (full block style)
(2)  bentuk lurus (block style)
(3)  bentuk setengah lurus (semiblock style)
(4)  bentuk lekuk (indented style)
(5)  bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph)
Bentuk setengah lurus atau semiblock style terdapat dua jenis, yaitu bentuk Indonesia lama (versi a) dan bentuk Indonesia baru (versi b). Berdasarkan pengamatan dalam pemakaian bentuk surat, surat-surat resmi Indonesia lama banyak menggunakan format versi a, sedangkan surat-surat resmi Indonesia baru menggunakan format versi b. Dalam kaitan dengan format surat, Pusat Bahasa dalam kegiatan surat-menyurat sehari-hari melazimkan format setengah lurus versi b. Dan, Pusat Bahasa menganjurkan kepada masyarakat, melalui penyuluhan bahasa Indonesia di berbagai instansi, penyuluhan bahasa Indonesia melalui telepon atau  melalui surat, untuk menggunakan format setengah lurus b karena ini dianggap lebih efisien dan lebih menarik. Berikut ini contoh-contoh format surat yang dimaksud di atas.
Bentuk setengah lurus atau semi block style terdapat dua jenis, yaitu bentuk Indonesia lama (versi a) dan bentuk Indonesia baru (versi b). Berdasarkan pengamatan dalam pemakaian bentuk surat, surat-surat resmi Indonesia lama banyak menggunakan format versi a, sedangkan surat-surat resmi Indonesia baru menggunakan format versi b. dalam kaitan dengan format surat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam kegiatan suratmenyurat sehari-hari melazimkan format setengah lurus versi b. Dan, Pusat Bahasa menganjurkan kepada masyarakat, melalui penyuluhan bahasa Indonesia di berbagai instansi, penyuluhan bahasa Indonesia melalui telepon atau melalui surat, untuk menggunakan format setengah lurus b, karena ini dianggap lebih efisien dan lebih menarik. Berikut ini contoh-contoh format surat yang dimaksud di atas:

Gambar 1. Format Lurus Penuh (Full block style)
                
Gambar 2. Format Lurus (Block style)
               

Gambar 5: Format Lekuk (Indented Style)


                   

                  

C. Jenis-Jenis Surat
Berdasarkan pemakaiannya surat dibagi atas tiga jenis, berikut.

1. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman.
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
(1)     Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2)     Tidak menggunakan nomor surat
(3)     Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4)     Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.
(5)     Format surat bebas

2. Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga, maupun organisasi. Contohnya: surat undangan, surat pemberitahuan, dan surat edaran.
Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut.
(1)     Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah lembaga atau organisasi
(2)     Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3)     Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi, seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
(4)     Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku
(5)     Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau lembaga resmi
(6)     Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)

3. Surat Dinas
Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan dinas. Surat ini berasal dari instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri. Contoh: surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat dinas yang berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan surat permohonan cuti. Ciri-ciri surat dinas, seperti berikut.
(1)     Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
(2)     Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3)     Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi, seperti : dengan hormat, hormat kami
(4)     Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
(5)     Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat
(6)     Format surat tertentu. Jika berasal dari instansi pemerintahan lazimnya menggunakan format surat resmi Indonesia baru atau format setengah lurus versi b.

Penggunaan Bahasa dalam Surat
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penggunaan bahasa di dalam surat bergantung pada jenis pemakaian surat dan tujuan surat. Untuk surat pribadi, penggunaan bahasa bersifat subjektif, bergantung pada keinginan si penulisnya dan kepada siapa surat ditujukan. Menulis surat untuk orang tua tentu akan menggunakan bahasa lebih formal dan santun, berbeda dengan menulis surat untuk teman atau sahabat. Begitu pula dengan surat pribadi yang bersifat resmi seperti surat lamaran pekerjaan, surat permohonan izin, dan cuti. Meskipun bersifat pribadi, tapi karena ditujukan kepada sebuah instansi atau perusahaan tentu penulis harus menggunakan bahasa yang resmi dan formal. Lain halnya dengan surat resmi dan surat dinas, penggunaan bahasa cenderung menggunakan kosakata baku dan struktur kalimat yang lengkap. Hal ini disebabkan karena surat resmi dan surat dinas dipergunakan untuk tujuan atau fungsi-fungsi yang bersifat resmi atau kedinasan.
Berikut contoh surat pribadi, resmi, dan dinas.

Contoh surat pribadi:
Bandung, 1 Juni 2007

Menjumpai
Kakakku Wisnu
Di Jakarta

Assalamu’alaikum wr.wb.
Apa kabar, Kak? Sehat-sehat saja, kan? Maaf ya, Kak baru kali ini Rina baru bisa kirim kabar. Harap maklum, karena Rina sibuk belajar untuk menghadapi ujian akhir semester. Oh iya, bagaimana keadaan Kakak sekarang, mudah-mudahan selalu sehat juga baik-baik saja dan pekerjaan Kakak berjalan dengan lancar.
Ibu dan Bapak alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Mereka kirim salam buat Kakak dan mereka pesan supaya Kakak jaga kondisi tubuh dengan baik dan jangan lupa beribadah yang paling utama. Kak, Bapak dan Ibu sekarang aktif lho berolahraga. Mereka setiap pagi rajin jalan pagi, malah sekarang mereka ikut senam jantung sehat yang diadakan di lapangan RW kita. Kak, sebentar lagi, kan bulan Ramadhan. Kakak pulang ke Bandung atau tidak? Supaya kita bisa berkumpul kembali sama-sama berpuasa dan buka puasa bareng-bareng. Oh iya, Kak, kalau Kakak memang nggak bisa datang di bulan Ramadhan nanti, Rina harap kakak usahakan datang sebelum hari raya Idul Fitri, ya.
Kalau Kakak mau pulang ke Bandung, tolong sebelumnya kasih kabar dulu, ya. Supaya kita bisa jemput di stasiun. Kak, udahan dulu, ya. Kita di sini selalu berdoa kepada Allah supaya Kakak selalu diberikan kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan sukses selalu. Cukup sekian dulu, Kak, lain waktu disambung lagi.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Adikmu,
Ttd.
Rina Wati

                        

D. Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan dapat ditulis tangan atau diketik. Adakalanya suatu perusahaan atau instansi tertentu mensyaratkan secara khusus agar surat lamaran yang dikirimkan pelamar ditulis tangan atau diketik. Kalaupun surat lamaran pekerjaan akan ditulis tangan, tulisan tersebut hendaknya jelas, mudah dibaca, dan rapi. Surat yang ditulis seperti itu akan memudahkan orang yang membacanya.
Bagian surat lamaran pekerjaan sebagai berikut.
1.        Tempat dan tanggal penulisan surat
2.        Perihal
3.        Alamat surat
4.        Salam pembuka
5.        Pembuka surat
6.        Tujuan surat lamaran pekerjaan
7.        Identitas pelamar
8.        Penutup surat
9.        Tanda tangan dan nama jelas pelamar
Penulis surat lamaran surat lamaran hendaknya mematuhi ramburambu berikut ini.
1.        Jika ditulis tangan, tulislah sendiri di atas kertas bergaris dengan menggunakan kertas berkualitas baik.
2.        Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan 1 spasi.
3.        Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusan, tip ex, dan koreksian.
4.        Sifatnya optimistis, artinya si pelamar akan mampu bekerja dengan baik.
5.        Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu “ibu” atau “bapak”, dan tidak disarankan menyapa dengan kata”Saudara”/”Anda”.
Selain itu, bahasa surat lamaran pekerjaan harus memenuhi aturan sebagai berikut.
(1)     Bahasa yang digunakan sopan dan simpatik.
(2)     Kalimat yang digunakan efektif dan komunikatif.
(3)     Menggunakan bahasa yang baku dan ejaan yang tepat.
Surat lamaran pekerjaan dapat dibuat setelah calon pelamar mendapat informasi adanya lowongan pekerjaan di perusahaan atau instansi tertentu. Informasi itu dapat diperoleh, baik melalui media massa atau media audio visual. Selain itu, ada juga surat lamaran pekerjaan yang dibuat atas inisiatif dari calon pelamar sendiri.

Contoh surat lamaran pekerjaan yang umum:

Perihal : Lamaran pekerjaan                                                                                                    Jakarta, 20 Mei 2007
Yth. Pimpinan PT Wahana Karya
Jalan Pemuda I no. 10
Jakarta

Dengan hormat,
Berdasarkan pengumuman yang dimuat pada harian umum Merdeka, tanggal 16 Mei 2007, dengan ini saya berminat untuk mengajukan diri menjadi staf bagian Marketing di PT Wahana Karya yang Bapak/Ibu pimpin. Data diri saya sebagai berikut.
Nama                           : Sinta Nur Ramadhani
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 8 September 1982
Pendidikan terakhir : Sarjana Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
Alamat : Jalan Lembah Griya Indah No. 10, Depok
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan :
1.        satu lembar daftar riwayat hidup
2.        satu lembar fotokopi ijazah terakhir
3.        satu lembar transkrip nilai
4.        tiga lembar fotokopi sertifikat pendidikan komputer dan bahasa Inggris
6.        satu lembar fotokopi KTP
7.        dua lembar pasfoto ukuran 4 x 6 cm
8.        satu lembar surat pengalaman kerja.
Demikian surat lamaran ini saya sampaikan dengan harapan mendapat perhatian dari Bapak/Ibu. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.


Hormat saya,
Ttd.
Sinta Nur Ramadhani

Contoh: Surat lamaran model gabungan dengan daftar riwayat hidup:

Hal : Lamaran Pekerjaan                                                                                                Jakarta, 20 mei 2006
Yth. Pemasang Iklan
PO Box 4853
Jakarta 11048

Dengan hormat,
Setelah membaca iklan perusahaan Bapak/Ibu yang dimuat di harian sore Suara Pembaruan, 18 Mei 2006, dengan ini saya mengajukan permohonan sebagai staf Akunting. Adapun keterangan mengenai diri saya adalah sebagai berikut.

Nama                                                       : Ellis Fitriani
Tempat/tanggal lahir                                : Semarang, 10 Agustus 1974
Alamat                                                     : Jalan Kroya, No. 50 Jakarta
Pendidikan                                              : Tahun 1989, tamat SMP Negeri 10 Jakarta, tahun
                                                                   1992, tamat SMA Negeri 58 Jakarta, tahun 1996,
   tamat Akademi Perbankan Nasional Jakarta.
Pengalaman Kerja                                    : Tenaga Pembukuan pada CV CENTRAL ASIA
   Semarang selama 2 tahun, Staf Akuntansi PT
   Citra Jakarta selama 3 tahun
Hobi                                                        : Membaca
Referensi                                                 : Drs. Suparman Kepala Bagian Personalia CV
CENTRAL ASIA Semarang, tlp (024) 332115 /  
 Wijaya Akt. Akuntan PT Citra Jakarta tlp (021)
 551223
Selain itu, saya dapat mengoperasikan komputer Microsoft Word, Excel, Access, dan mampu berbahasa inggris lisan dan tulisan.

Untuk melengkapi surat lamaran ini, saya lampirkan pula syarat-syarat yang diperlukan. Atas kebijakan Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya
Ttd
Ellis Fitriani

Lampiran :
1. Fotokopi ijazah Akademi Perbanas
2. Fotokopi sertifikat kursus komputer
3. Fotokopi sertifikat kursus bahasa Inggris
4. Surat pengalaman kerja
5. Surat keterangan sehat
6. Pasfoto ukuran 4 x 6 (2 lembar)

E. Surat Undangan
Undangan berasal dari kata dasar “undang” dan akhiran “an”. Undang berarti panggil. Mengundang berarti memanggil atau mempersilakan datang. Undangan adalah kata benda yang berarti orang yang dipanggil atau dipersilakan datang untuk hadir pada waktu, hari, tanggal, tempat yang sudah ditetapkan dalam undangan.
Surat undangan merupakan suatu penghormatan kepada orang yang diundang. Bentuk dan susunan surat undangan hendaknya disusun semenarik mungkin, jelas isinya dan dikirimkan tepat waktu agar yang diundang dapat mempersiapkan untuk memenuhi undangan tersebut.
Dengan demikian, surat undangan adalah surat pemberitahuan akan adanya suatu acara/kegiatan pertemuan, upacara dengan harapan agar penerima undangan dapat hadir pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan.

1. Bagian-Bagian Surat Undangan
a. Kepala Surat
(1)     nama badan usaha,
(2)     alamat badan usaha,
(3)     nomor telepon,
(4)     nomor kotak pos,
(5)     identitas lainnya,
(6)     tanggal surat,
(7)     nomor yang ditujukan/alamat dalam.
b. Isi Surat
(1)     salam pembuka,
(2)     alasan,
(3)     hari dan tanggal,
(4)     waktu,
(5)     tempat,
(6)     acara.
c. Penutup/Kaki Surat
(1)     nama badan usaha,
(2)     jabatan,
(3)     nama jelas,
(4)     nomor induk pegawai,
(5)     tembusan.
                

F. Surat Edaran
Perkataan “edaran” berasal dari kata dasar “edar” yang berarti berputar atau berotasi. Surat edaran disebut juga sirkuler yang berarti surat tersebut dikirim kepada berbagai pihak yang bentuk dan isinya sama.

1. Pengertian Surat Edaran pada Suatu Instansi
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai. Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal, misalnya kebijakan pimpinan, petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan, atau suatu peraturan perundang-undangan.
Fungsi surat edaran:
1.        di kalangan instansi pemerintah, merupakan surat yang dapat memberi petunjuk, penjelasan tentang pelaksanaan atau peraturan;
2.        di perusahaan swasta, surat edaran dapat berfungsi sebagai pemberitahuan atau pengumuman.
Macam surat edaran:
1. Surat edaran pemerintah, yaitu adanya pemberitahuan kepada seluruh rakyat Indonesia yang bersifat nasional.
Misalnya:
(1)     edaran tentang perayaan hari besar nasional
(2)     edaran tentang sensus penduduk
(3)     edaran tentang Pemilu
2. Surat edaran dari instansi pemerintah adalah pemberitahuan dan penjelasan tentang pelaksanaan peraturan di lingkungan instansi tersebut.
Misalnya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat edaran tentang:
(1)     petunjuk kenaikan kelas
(2)     petunjuk UAS, penetapan waktu ujian serta penentuan pelaksanaan ujian dan petunjuk penilaian ujian serta petunjuk kelulusan ujian.
3. Surat edaran dari perusahaan, terdiri atas :
(1)         Surat edaran khusus adalah surat pemberitahuan sesuatu yang ditujukan untuk satu lingkungan tertentu
(2)         Surat edaran umum adalah surat edaran untuk memperkenalkan jasa perusahaan dan hasil produk dari ke seluruh lapisan masyarakat / khalayak.

2. Susunan Surat Edaran dari Instansi Pemerintah
Bagian-bagian surat ini adalah sebagai berikut.
a. Kepala surat
(1)     Tulisan “EDARAN” ditulis dengan huruf besar seluruhnya “Hal”, diberi garis bawah.
(2)     Sebelah kiri atas : Di bawah “Hal” ditulis nama pejabat dan alamat yang dituju.
(3)     Sebelah kanan atas : Tempat tanggal, bulan, dan tahun.
b. Isi surat edaran/batang tubuh
Dirumuskan dalam bentuk uraian yang terdiri atas:
(1)     pendahuluan
(2)     inti
(3)     penutup
c. Kaki surat/bagian akhir, terdiri atas :
(1)     nama jabatan
(2)     tanda tangan pejabat yang menerbitkan surat edaran
(3)     nama pejabat dan NIP/NRP
(4)     cap dinas
(5)     tembusan (bila dianggap perlu)

                   
G. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan Surat Dinas dan Resmi
Surat dinas dan surat resmi memiliki unsur-unsur yang sama, yaitu: kepala surat, tanggal surat, lampiran, perihal, alamat tujuan surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tanda tangan, nama jelas, jabatan, tembusan, dan inisial.
Selain penggunaan bahasa yang bersifat formal, dalam penulisan unsur-unsurnya surat juga harus mematuhi kaidah penulisan bahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat:

1. Penulisan Kepala Surat
Kepala surat berguna untuk memberikan informasi kepada penerima surat tentang nama, alamat, serta keterangan lain yang berkaitan dengan instansi atau badan pengirim surat. Unsur-unsur alamat dipisahkan dengan tanda koma, bukan dengan tanda hubung. Kata jalan dituliskan lengkap jalan, tidak singkat Jl. atau Jln. Jika kantor tersebut memiliki nomor telepon, tuliskan kata Telepon, bukan Tilpon, dan bukan pula singkatan Telp. atau Tilp. Kemudian, nomor telepon tidak perlu diberi titik karena bukan merupakan suatu jumlah (Telepon 4536754, bukan Telpon 4.536.754).

2. Penulisan tanggal surat
Tanggal surat dinas tidak perlu didahului nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Selanjutnya, nama bulan itu jangan disingkat atau ditulis dengan angka (November menjadi Nov. atau 11; Februari menjadi Feb. atau 2). Tahun juga dituliskan lengkap, tidak disingkat dengan tanda koma di atas. Pada akhir tanggal surat, tidak dibubuhkan tanda baca apa pun, baik titik maupun tanda hubung.
Perhatikan penulisan tanggal surat dinas yang benar.
Kepala Surat
28 Oktober 2007
3. Penulisan Alamat Surat
Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut.
a.        Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa.
b.        Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan arah. (Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata dari berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal).
c.        Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik).
d.        Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr.
e.        Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg., kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu atau Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan Bapak, Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau dengan jabatan.
Perhatikan contoh penulisan alamat yang benar :
Yth. Bapak Syakuro, B.A.
Yth. Bapak Darwino
Yth. Ir. Mariani
Yth. Kepala Desa Tajur
Yth. Kapten Sumijo
Penulisan kata jalan tidak singkat. Kemudian, nama gang, nomor, RT, dan RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf kapital setiap awal kata. Selanjutnya, nama kota dan provinsi dituliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun. Seperti pada alamat pengirim, pada alamat yang dituju pun perlu dicantumkan kode pos jika kota tersebut telah memilikinya untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian surat Anda ke alamat yang dituju. Perhatikan contoh penulisan alamat di bawah ini:
Yth. Kepala Biro Umum
Departemen .....
Jalan Menteng Raya No. 5
Jakarta Pusat 12254
Adakalanya alamat yang dituju oleh penulis tidak jelas. Misalnya, penulis surat tidak tahu persis kepada siapa surat tersebut dialamatkan, apakah kepada direktur, kepada sekretarisnya, ataukah kepada kepala bagian personalianya.
Kalau demikian permasalahannya, penulis surat harus menggunakan alamat yang umum saja, seperti pimpinan sehingga alamat itu, misalnya, ditulis sebagai berikut :
Yth. Pimpinan Pabrik Minyak Lam Kiau
Jalan Tabing No. 10
Padang
Jika kita berkirim surat kepada seseorang berdasarkan iklan surat kabar, seperti iklan dalam Kompas atau dalam Suara Pembaharuan, hendaklah surat itu ditujukan kepada pemasang iklan tersebut, dan bukan kepada iklannya. Oleh karena itu, alamat yang benar menurut kaidah bahasa adalah alamat yang ditujukan kepada pemasangnya, seperti contoh berikut :
Yth. Pemasang Iklan
pada harian Kompas
Kotak Pos 2619 Jakarta 10001
di Bawah No. 658
Dalam alamat yang dituju kadang-kadang digunakan singkatan u.p. (untuk perhatian). Bentuk singkatan u.p. (u kecil diberi titik dan p kecil diberi titik) digunakan di depan nama bagian dari suatu instansi apabila masalah surat dipandang cukup dapat diselesaikan oleh pejabat yang tercantum setelah u.p. tanpa diperlukan penentuan kebijaksanaan langsung pemimpin/kepala instansi yang bersangkutan. Misalnya :
Yth. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
u.p. Kepala Subbagian Keuangan
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta 13220


4. Penulisan salam pembuka
Penulisan salam pembuka mengikuti aturan berikut. Salam pembuka dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain dituliskan kecil semua, kemudian salam pembuka itu diikuti tanda koma. Ungkapan yang lazim digunakan sebagai salam pembuka dalam surat-surat dinas yang bersifat netral adalah.
Dengan hormat, (D kapital, h kecil)
Salam sejahtera, (S kapital, s kecil)
Saudara .....,
Saudara ..... yang terhormat,
Bapak ..... yang terhormat,
Dr. Ir. Aceng Suherlan yang terhormat,
Prof. Adad Iskandar yang terhormat,

5. Penulisan Salam Penutup
Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata lainnya ditulis kecil. Sesudah salam penutup, dibubuhkan tanda koma. Misalnya :
Benar                                                           Salah
Salam takzim,                                              Salam Takzim,
Salam kami,                                                 Salam Kami,
Hormat kami,                                              Hormat Kami,
Wasalam,                                     Wassalam,

6. Tanda Tangan, Nama Jelas, dan Jabatan
Surat dinas dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang, yaitu pemegang pimpinan suatu instansi, lembaga, atau organisasi. Nama jelas penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan hanya huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi tanda baca apa pun. Di bawah nama penanda tangan, dicantumkan nama jabatan sebagai identitas penanda tangan tersebut. Jika akan dicantumkan pula nomor induk pegawai pejabat yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas dan jabatan. Akan tetapi, sebenarnya pencantuman NIP bukan merupakan suatu keharusan. Perhatikan contoh di bawah ini:
M. Taufik Arif
NIP. 130519977
Kepala
Perhatikan pencantuman tanda tangan, nama jelas, dan jabatan di bawah ini:

Tanda tangan
Drs. Sungaji
Kepala
Tanda tangan
M.Arsalan, S.E.
Direktur

Tanda tangan
Prof. Dr. Sangkuni, M.Sc.
NIP. 130427722
Rektor


7. Penggunaan Bentuk Singkatan a.n. dan u.b.
Bentuk a.n. (a kecil diberi titik dan n kecil diberi titik) digunakan jika penandatanganan dilakukan oleh pejabat setingkat di bawah pimpinan yang ditunjuk oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Bentuk singkatan a.n. dicantumkan di depan nama jabatan yang melimpahkan wewenang penandatanganan itu. Perhatikan bentuk penulisan bentuk singkatan a.n. di bawah ini.
..............................
a.n. Direktur Utama
PT Sumber Waras
Tanda tangan
Mardoni
Direktur Pemasaran
................................
a.n. Kepala Pusat Pendidikan
dan Pelatihan BNI 1946
Tanda Tangan
Nama jelas
Sekretaris Pusdiklat

Bentuk singkatan u.b. (u kecil diberi titik dan b kecil diberi titik) digunakan jika penandatanganan surat itu dilakukan oleh staf suatu instansi yang kedudukannya dua tingkat atau lebih di bawah pimpinannya. Perhatikan bentuk penulisan singkatan u.b. di bawah ini :
...............................
Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja
Propinsi....
u.b.
Tanda Tangan
Nama Jelas
Kepala Bagian Personalia
......................................
a.n. Gubernur Kepala daerah Tk.I
Provinsi......
Pembantu Gubernur Wilayah I
u.b.
Tanda Tangan
Nama Jelas
Bupati.....

8. Tembusan
Ada beberapa instansi yang menamakan bagian ini tindasan atau c.c. (carbon copy), Pusat Bahasa tidak menganjurkan penggunaan istilah tersebut. Yang dianjurkan Pusat Bahasa adalah Tembusan. Perhatikan penulisan tembusan di bawah ini:
Tembusan:
1. Direktur Sarana Pendidikan
2. Kepala Bagian Tata Usaha
3. Sdr. Sukijan

9. Inisial
Inisial disebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik surat. Inisial ditempatkan pada bagian bawah di sebelah kiri. Misalnya:
SR/Ggn
SR : Singkatan nama pengonsep: Siti Rumati
Ggn : Singkatan nama pengetik: Gugun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar