SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG IWAN ALINURDIN SEMOGA BERMANFAAT.

Senin, 12 Desember 2011

MENULIS WACANA DESKRIPSI


Perhatikan wacana berikut!

Gunung itu tampak hijau dari kejauhan, berdiri tegak, seakan akan sedang menjaga kampungku. Awan berarak setiap pagimenjelang, berwarna keemasan. Kelelawar berbaris menuju puncak gunung itu. Memang sarang merekaada di sana. Itu dulu ketika masih duduk di bangku SMP. Setelah aku sekolah di kota, tiga tahun kemudian, keindahan sirna. Gunung itu kini sudah dalam keadaan gundul,  sangat gersang. Siapapun tidak tertarik untuk pergi kesana sebab yang akan didapatkan hanya bebatuan terjal dan sinar matahari yang begitu terik.

                Wacana itu merupakan contoh wacana deskripsi. Wacana itu menggambarkan keadaan sebuah gunung pada zaman dulu dan sekarang. Yang di gambarkan adalah bentuknya dan warnany, keadaan awan, dan kehidupan binatang, yang ada di sekitar gunung itu.
                Seperti yang tampak pada contoh di atas bahwa cirri utama wacan deskripsi adalah banyaknya penggunaan kata atau frase ajektif. Contoh kata/frase ajektif di dalam wacana di atas.
Ajektif
Kata
Frase
Hijau
Tegak
Berarak
Keemasan
Gununduk
Terjal
Sangat gersang
Begitu terik
Berdasarkan contoh di atas, kita dapat mendefinisikan wacana deskripsi sebagai wacana yang menggambarkan sesuatu hal dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Yang di gambarkan bisa tentang keindahan alam, keadaan jasmani , watak, atau perasaan seseorang. Pola wacana deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spesial, pola sudut pandang, dan pola berdasarkan topik.

  1. Pola Spasial
Pola ini merupakan pola pengembangan wacana yang berdasarkan ruang dan waktu.
Dengan teratur, penulis menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dsb. Uraian tentang kepadatan penduduksuatu daerah di kemukakan dengan landasan urutan geografis (misalnya: dari barat ke timur atau dari selatan ke utara); deskripsi sebuah gedung bertingkat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir; penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.

Perhatikan contoh berikut!


Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apabila dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat.

  1. Pola Sudut Pandang
Pola ini dikembangkan dengan di dasarkan tempat atau posisiseorang penulis dalam
Melihat sesuat. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap hal yang di gambarkan. Misalnya, penggambaran suatu tempat atau keadaan. Pertama-tama penulis mengambil posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda yang terdapat dalam benda yang terdapat dalam itu, mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.

Contoh :


       “Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dan tebing di atas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon di anatara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekalian temannya sejajar dengan dia.
        Diantara daun kayu tampak kepada mereka tebing itu turun ke bawah, di kakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sapi mendengus dan binatang-binatang itu pun kelihatan kekabu-kaburan dalam sinar bara yang kusam Dari celah-celah dinding pondok keluar cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar sinar yang halus itu lenyap di balut oleh kelam yang maha kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula”


  1. Pola Topik
Pola ini berpatokan pada aspek-aspek tertentu. Misalnya,  apabila yang di gambarkan
itu diri seseorang. Yang dikemukakan adalah cirri-ciri menonjol pada orang itu: keadaan fisik, perilaku, dan cirri-ciri lainnya. Penggambaran secara acak dengan tanpa melihat sistematisasi urutan ataupun hubunga-hubungan keruangan.
Contoh :

Kedua mata Kartawi masih menerawang ke depan, mengapa dari belakang permukaan bumi yang berpendar itu tiba-tiba kartawi melihat citralum, istrinya. Entahlah, tiba-tiba kartawi merasa ada tekanan menusuk dadanya. Ada segumpal sabut kelapa mengganjal kerongkongannya. Otot-ototnya serasa kehilangan tenaga. Jemari yang menggenggam gagang cangkul, mengendur. Kepalanya juga tertunduk. Kartawi menarik nafas panjang, kemudian berjalan lesu meninggalkan lajur garapan, menuju tempat teduh di bawah pohon johar. Petani muda itu mendadak kehilangan semangat kerja setelah kitrajum muncul dalam ingatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar