1. Pengertian dan Ciri-ciri Narasi
Identitas diri bisa disampaikan secara lisan; dapat pula di susun dalam bentuk
tertulis. Karangan yang menceritakan diri sendiri disebut dengan biografi yang pada umumnya berbentuk narasi.
Narasi adalah wacana atau karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam wacana narasi ada 3 unsur utama sebagai bahannya. Pertama, adanya tokoh- tokoh; dan ketiga, adanya latar atau ruang dari waktu.
Secara sederhana paragraph narasi diartikan sebagai wacana yang berupa cerita. Peristiwa beserta urutannya, latar (tempat dan waktu), dan tokoh merupakan unsure pokok wacana narasi. Akan lebih bagus lagi kalau dalam wacana tersebut terjadi konflik.
Berdasarkan materi pengembangannya, wacana narasi terbagi ke dalam 2 jenis: narasi fiksi dan nonfiksi.
1. Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa- peristiwa imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif. Contohnya : novel dan cerpen.
2. Narasi nonfiksi adalah yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual. Sesuatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi ekspositori. Contohnya : biografi dan laporan perjalanan.
Perhatikan 2 wacana berikut!
Aku lahir di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota. Yang membantu kelahiranku adalah nenek sendiri yang kebetulan profesinya adalah seorang bidan kampong. Ayah mengumandangkan adzan di telingaku. Hanya ucapan syukur dari ayah dan ibu dengan kelahiranku yang sehat dan prosesnya yang lancer.
Ciri-ciri wacana narasi tampak pada conyoh di atas.
1. Tokoh : saya, nenek, ayah dan ibu
2. Kejadian : a. saya lahir
b. nenek membantu kelahiranku
c. ayah mengumandangkan adzan
d. tak ada upacara ataupun pesta-pesta
e. ucapan syukur
3. Latar : di sebuah desa
3. Langkah-langkah Penulisan
Untuk menulis wacan narasi, terlebih dahulu kita perlu menentukan topic-topiknya.
Topik-topik itu tidak bisa lepas dari unsur-unsur narasi, seperti tokoh, kejadian, dan latarnya. Unsur-unsur itu kemudian kita susun dalam bentuk kerangka wacana.
Kerangka sangat penting dalam menulis. Kerangka dapat memudahkan kita dlm menyusun cerita agar sesuai dengan yang direncanakan. Kerangka juga dapat membantu kita dalam mengumpulkan sumber-sumber yang di perlukan.
Ketika menyusun sebuah narasi, unsure-unsur pokok itu hendaknya terumus dg jelas. Hal ini agar dalam pengembangannya kita tidak mengalami kegamangan.
Contoh kerangka untuk wacana narasi.
1. Nama peristiwa : pergi bersama seseorang pengembala
2. Tempat : pesawahan
3. Waktu : pagi hari
4. Tokoh : aku dan Edo
5. Kronologis peristiwa
a. Pagi hari aku jalan-jalan di depan rumah paman.
b. Bertemu dengan Edo sang pengembala.
c. Edo menggiring beberapa kerbau.
d. Aku tertarik untuk ikut dengan Edo.
e. Aku dan Edo menggiring kerbau-kerbau ke pesawahan.
Aku menikmati indahnya pesawahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar